Selasa, 29 Desember 2009

TRIWIKRAMA



Triwikrama adalah tiga langkah “Dewa Wisnu” atau Atma Sejati (energi kehidupan) dalam melakukan proses penitisan. Awal mula kehidupan dimulai sejak roh manusia diciptakan Tuhan namun masih berada di alam sunyaruri yang jenjem jinem, dinamakan sebagai zaman kertayuga, zaman serba adem tenteram dan selamat di dalam alam keabadian. Di sana roh belum terpolusi nafsu jasad dan duniawi, atau dengan kata lain digoda oleh “setan” (nafsu negatif). Dari alam keabadian selanjutnya roh manitis yang pertama kali yakni masuk ke dalam “air” sang bapa, dinamakanlah zaman tirtayuga. Air kehidupan (tirtamaya) yang bersemayam di dalam rahsa sejati sang bapa kemudian menitis ke dalam rahim sang rena (ibu). Penitisan atau langkah kedua Dewa Wisnu ini berproses di dalam zaman dwaparayuga. Sebagai zaman keanehan, karena asal mula wujud sukma adalah berbadan cahya lalu mengejawantah mewujud menjadi jasad manusia. Sang Bapa mengukir jiwa dan sang rena yang mengukir raga. Selama 9 bulan calon manusia berproses di dalam rahim sang rena dari wujud badan cahya menjadi badan raga. Itulah zaman keanehan atau dwaparayuga. Setelah 9 bulan lamanya sang Dewa Wisnu berada di dalam zaman dwaparayuga. Kemudian langkah Dewa Wisnu menitis yang terakhir kalinya, yakni lahir ke bumi menjadi manusia yang utuh dengan segenap jiwa dan raganya. Panitisan terakhir Dewa Wisnu ke dalam zaman mercapadha. Merca artinya panas atau rusak, padha berarti papan atau tempat. Mercapadha adalah tempat yang panas dan mengalami kerusakan. Disebut juga sebagai Madyapada, madya itu tengah padha berarti tempat. Tempat yang berada di tengah-tengah, terhimpit di antara tempat-tempat gaib. Gaib sebelum kelahiran dan gaib setelah ajal.
Penjabaran sangkanparaning dumadi tersebut tertuang pada tembang-tembang macapat (membaca sifat).
Masing-masing tembang menggambarkan proses perkembangan manusia dari sejak lahir hingga mati. Ringkasnya, lirik nada yang digubah ke dalam berbagai bentuk tembang menceritakan sifat lahir, sifat hidup, dan sifat mati manusia sebagai sebuah perjalanan yang musti dilalui setiap insan. Penekanan ada pada sifat-sifat buruk manusia, agar supaya tembang tidak sekedar menjadi iming-iming, namun dapat menjadipepeling dan saka guru untuk perjalanan hidup manusia. Berikut ini alur tembang macapat kami sajikan secara berseri .... (bersambung)

Kamis, 03 Desember 2009

Pepeling ing Jaman Edan ....


Kang kinaran manungsa wasis yaiku wong kang wis kaconggah mbenerake tindak kang mlenceng. Dene asor-asoring budine manungsa iku ora kaya wong kang mlencengake tindak kang wis bener. Adate sipat kaya mangkono mau thukul kasurung saka ati kang duwe rasa drengki lan srei. Sapa kang ngadani ati kang drengki, srei, lan panasten bakal nyiksa awake dhewe lan uripe ora bakal tentrem. Mula tatanen rasa pangrasa, laku tindak, solah bawa, lan muna-muni ing sadengah papan panggonan lan sesrawungan.

Rabu, 02 Desember 2009

Pembelajaran .......

Melakukan pemanduan pada Pelatihan Madya Fasilitator
PNPM MP KMW 14 Jawa Tengah

... Iman yang Sesungguhnya .....

Seorang Atheist mengintip tetangganya yang rajin berdoa, tetapi sangat miskin. Untuk mengolok-olok iman mereka, diam-diam si Atheist menaruh sekarung penuh makanan di depan pintu rumah mereka.

Tentu saja, si tetangga lantas bersujud syukur menyembah Tuhan. Tapi tiba-tiba si Atheis nongol dan tertawa: “Kalian bodoh! Makanan itu bukan dari Tuhan, tetapi aku si Atheist yang meletakkannya di depan pintu!”.

Mendengar itu si tetangga bersujud penuh haru, katanya: “Tuhan Maha Besar! Bahkan Iblis pun dapat Engkau gunakan untuk mengantar berkahMU yang melimpah!”

Mengapa Cincin Pernikahan Ditaruh di Jari Manis??

Ikuti langkah berikut ini, Ini benar-benar ajaib (ini berasal dari kutipan Cina)

1. Pertama, tunjukkan telapak tangan anda, jari tengah ditekuk ke dalam

2. Kemudian, 4 jari yang lain pertemukan ujungnya.

3. Permainan dimulai , 5 pasang jari tetapi hanya 1 pasang yang tidak terpisahkan…

4. Cobalah membuka ibu jari anda, ibu jari menwakili orang tua, ibu jari bisa dibuka karena semua manusia mengalami sakit dan mati. Dengan demikian orang tua kita akan meninggalkan kita suatu hari nanti.

5. Tutup kembali ibu jari anda, kemudian buka jari telunjuk anda, jari telunjuk mewakili kakak dan adik anda, mereke memiliki keluarga sendiri, sehingga mereka juga akan meninggalkan kita.

6. sekarang tutup kembali jari telunjuk anda, buka jari kelingking, yang mewakili anak2. cepat atau lambat anak2 juga akan meninggalkan kita krn hrs berkeluarga sendiri.

7. selanjutnya, tutup jari kelingking anda, bukalah jari manis anda tempat dimana kita menaruh cincin perkawinan anda, anda akan heran karena jari tersebut tidak akan bisa dibuka. Karena jari manis mewakili suami dan istri, selama hidup anda dan pasangan anda akan terus melekat satu sama lain.
sudah mendapapatkan jawabannya kan ???
diposting dari : forum kompas