Rabu, 22 Juni 2011

Sebuah Doa Terindah Rosulullah Yang Justru TAK POPULER

TIDAK ada orang mau miskin. Semua mau kaya, mau rizkinya makmur, mau hidupnya mewah, mau urusan duniawinya dimudahkan. Tidak ada yang mau miskin, kekurangan, apalagi melarat.

Semua mau hidup senang di dunia, mewah dan berlebihan tanpa memikirkan apa yang menimpa terhadap dirinya dari kekayaan yang diberikan kepadanya. Bahkan sebagian dari mereka berusaha agar bisa kaya dengan cara apapun. Dengan cara halal atau dengan cara haram. Semua cara dilakukan, yang penting bisa kaya dan berhasil.

Banyak sekali do’a-do’a yang diajarkan Nabi kita Muahammad saw agar bisa kaya, banyak rizki dan hidup senang, diantaranya yang diriwayatkan oleh Abu Abdullah Muhammad al Qurtubi dalam tafsirnya yang menulis bahwa kebaikan di dunia sangat luas mencakup diantaranya: kesehatan, istri yang soleh, anak dan keturunan, ilmu, ibadah dan pula harta benda dan kekayaan. Ini semua termasuk dalam katagori kenikmatan duniawiah.

Di lain ayat Allah berfirman “dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi”. Alqashash 77

Di samping do’a-do’a yang diajarkan untuk rizki makmur, ada pula do’a-do’a yang TAK POPULER di zaman ini yang diajarkan Rasulallah saw agar meminta kepada Allah kemiskinan

“Ya Allah, hidupkan aku miskin. Matikan aku miskin. Dan kumpulkan aku kelak di Padang Mahsyar ke dalam kelompok kaum miskin”.

Doa diatas tadi jarang sekali dibaca tapi memang itu kenyataan doa yang diajarkan Rasulallah saw agar meminta kepada Allah kemiskinan.

Suatu ketika Rasulallah pernah ditanya tentang surga dan ahlinya, beliau menjelaskan bahwa penghuni yang paling banyak di surga adalah orang miskin. Yang dimaksud disini tentu bukan semua orang miskin masuk surga. Akan tetapi kebanyakan penghuni surga adalah orang miskin yang sabar, soleh, taat kepada Allah dan banyak beribadah.

Miskin. Siapa suka miskin? Semua lari dari kemiskinan dan takut miskin. Ini kenyataan hidup sekarang ini. Tidak ada orang ingin hidup miskin. Boro-boro ingin jadi miskin, bermimpi jadi orang miskin atau bertemu dengan kemiskinan atau kesusahan saja sama sekali tidak terbayang kaleeee.

Tapi kalau kita teliti dengan seksama memang itulah kenyataan sebagian falsafah hidup yang diajarkan Rasulallah saw kepada kita. Dan Beliau sendiri ternyata hidup dalam kondisi miskin meski harta datang kepadanya bertumpuk tumpuk. Ketika beliau wafat, tak ada harta yang diwariskan untuk keluarganya dan diketahui baju besinya masih tergadai pula. Rahasia apa sebenarnya yang terkandung dalam gaya hidup seperti beliau itu ?

Begitu pula para sahabat nabi mayoritasnya mereka hidup dalam kekurangan dan kemiskinan. Hidup berlebihan atau kaya sangat jarang kita dapatkan dalam kisah kehidupan para sahabat Rasulullah. Ada diantara mereka yang kaya seperti misalnya Ustman bin Affan dan Abdurahman bin Auf, tapi mereka pun berusaha menginfakan dan rela mengeluarkan hartanya ke jalan Allah AGAR JADI MISKIN.

Imam besar Ali ra hidup miskin dan serba kekurangan. Bahkan setelah menikah dengan Fatimah binti Rasullah beliau tidak mampu mengambil seorang pembantu. Ketika istrinya, Fatimah, datang kepada Ayahnya minta kepada beliau seorang pembantu. Rasulallah pun berkata “Wahai anakku bersabarlah. Sesungguhnya sebaik baiknya wanita adalah yang bermanfaat bagi keluarganya”

Contoh lainnya, pernah satu ketika Rasulallah saw datang melancong ke rumah anaknya, Fatimah. Ketika beliau melihat anaknya mengenakan giwang dan rantai terbuat dari perak, begitu pula beliau melihat selot pintu rumahnya terbuat dari bahan sejenis perak, Rasulallah segera keluar dari rumahnya dan kelihatan tanda tanda kemarahan di wajah beliau. Beliau naik ke atas mimbar.

Fatimah pun mengetahui maksud kemarahan ayahnya. Maka dicopotilah giwang, rantai dan selot pintu yang terbuat dari perak dan segera diserahkannya kepada Nabi di atas mimbar seraya berkata “Jadikanlah semua ini di jalan Allah, ya abati”.

Ya Allah Ya Robb, adakah lagi perempuan perempuan sekelas fatimah ra di zaman ini ??

Wahai kaum muslimin, seandainya dunia ini bernilai di sisi Allah sebesar sayap nyamuk, maka tidak ada satu orang kafir diberi minum setetes pun”

Lalu, mengapa Rasulallah saw mengajarkan doa jadi miskin? Rahasia apa sebenarnya yang terkandung dalam doa dan contoh yang beliau berikan ?


Orang kaya yang hanya memikirkan diri sediri, serakah, tamak, dan kikir, orang semacam ini dikatagorikan orang kaya tapi berjiwa miskin. Sebaliknya orang miskin yang menerima nasib, bersabar, tabah dengan segala musibah yang menimpah dirinya, dan ridho serta bersyukur dengan apa yang telah diberikan Allah, ia adalah ORANG MISKIN YANG BERJIWA KAYA.

Rabu, 20 April 2011

Berikan yang Terbaik dari Anda


Semua orang telah diberikan talenta dari Tuhan untuk melakukan bagian pekerjaannya yang terbaik di dunia ini. Apa pun yang kita sedang lakoni saat ini, itu adalah anugerah Tuhan yang terbesar bagi kita. Anda petugas kebersihan di jalan, Anda seorang buruh bangunan, Anda supir angkutan umum, Anda pegawai biasa di sebuah kantor, Anda seorang manajer, Anda seorang direktur sebuah perusahaan, itu adalah anugerah Tuhan bagi Anda.

Kebanyakan orang memandang profesi petugas kebersihan, buruh bangunan, supir angkot, dan beberapa profesi lainnya yang sejenis dengan itu sebagai kemalangan, ketidakberuntungan. Profesi-profesi semacam itu dianggap rendah dan jarang mendapat penghargaan dari orang banyak. Padahal, sekali lagi, tidak ada profesi yang mulia, kurang mulia, dan tidak mulia. Semua profesi atau pekerjaan yang Anda tekuni adalah mulia adanya (tentulah perampok, koruptor, pencuri, penodong, dan preman adalah lakon yang tidak mulia).

Profesi yang Anda tekuni adalah berkat bagi Anda dan orang-orang yang menaruh harap dan menggantungkan hidupnya pada Anda. Bayangkan, apa jadinya kota Jakarta bila tak ada para petugas kebersihan kota. Tidak ada tukang sapu dan pengangkut sampah yang mengurus kebersihan kota ini secara langsung. Dapat dipastikan, kota ini menjadi kota yang jorok, bau, dan menjadi sumber penyakit bagi para penduduknya. Atau katakanlah tak ada para supir angkutan umum di kota ini. Pasti, semua aktivitas di kota ini akan sangat terganggu. Arus orang, barang, dan jasa akan sangat terganggu dan terhambat, bahkan mungkin bisa mati. Akibatnya, roda ekonomi menjadi terganggu dan bisa terhenti. Ujung-ujungnya, terjadi kekacauan ekonomi, sosial, dan seterusnya.

Bila Anda melihat dan memandang pekerjaan yang saat ini Anda sedang lakoni tersebut sebagai anugerah, berkat, Anda akan bersyukur dan Anda akan memberikan yang terbaik dari kemampuan yang Anda punyai. Sebagai seorang petugas kebersihan, Anda dengan penuh rasa tanggung jawab dan dengan penuh sukacita melakukan pekerjaan Anda. Daripada melihat pekerjaan Anda sebagai pekerjaan rendahan seperti yang sering kali dipandang orang kebanyakan, pikirkanlah bahwa begitu banyak orang yang bergantung pada Anda demi terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, dan asri secara langsung. Sebagai seorang pegawai biasa di sebuah kantor, Anda akan mengerjakan bagian pekerjaan Anda dengan semangat dan tanggung jawab, menyelesaikan pekerjaan sesuai tenggat waktunya. Anda adalah salah satu penentu dalam jejaring orang, barang, jasa, dan pekerjaan di tempat Anda. Sebagai seorang manajer atau kepala, Anda tidak melihat besarnya tugas yang Anda pikul, tetapi melihatnya sebagai tantangan dan kesempatan untuk Anda melakukan karya yang lebih besar lagi.

Di balik apa yang Anda kerjakan, ada sejuta asa dan cinta. Asa dan cinta dari para anggota keluarga Anda. Mereka menggantungkan harapan dan hidup mereka kepada Anda. Mereka bangga kepada Anda karena Anda adalah orang yang penuh tanggung jawab dan mau bekerja demi memberikan kehidupan bagi mereka. Harapan dari orang-orang yang Anda layani dan atau bawahi. Harapan dan doa dari masyarakat bangsa secara keseluruhan demi keberlangsungan hidup dan suatu hidup yang lebih baik.

Kalau Anda, saya, kita semua, memberikan yang terbaik dari kita ketika melakukan tugas dan tanggung jawab kita, niscaya yang tercipta adalah kehidupan, masyarakat, bangsa yang terbaik pula. Dan patut pula untuk kita ingat, yang terbaik dari kita yang kita berikan, bahkan segala kebaikan yang kita perbuat, tidak akan pernah sia-sia. Pasti menjadi berkat bagi kita dan orang lain.

Berikan yang terbaik dari Anda!

Minggu, 23 Januari 2011