Minggu, 04 Juli 2010

CATATAN PULANG MUDIK

Sejak Lebaran tahun lalu saya gak pulang kampung, akhirnya saya minggu kemaren kesampaian juga mudik selama 3 hari ke Pacitan, tepatnya Desa Ketanggung Kecamatan Sudimoro...... Banyak hal yang berubah yang saya catat dalam perjalanan dari Kota Pacitan hingga ke rumah ortu.
1. Jalan Raya Pacitan - Lorog tidaklah nyaman untuk dinikmati. Konon kerusakan ini akibat dilaluinya angkutan barang dari Truk Trailler (Super Truck) Proyek PLTU di Bawur – Sudimoro. Hati2lah mengemudi karena sewaktu berpapasan dengan kendaraan lain bisa terperosok ke bahu jalan yang dalam. Kondisi ini sangat membahayakan bagi kendaraan roda 2 dan kendaraan sedan. Saya bertanya dalam hati, apakah pembangunan proyek sebesar itu harus mengorbankan pengguna jalan lain? Ataukah memang harus ada ‘tumbal’ dalam pembangunan ? Saya lalu bertanya kepada beberapa warung dan pengguna jalan, konon sudah sering terjadi kecelakaan akibat rusaknya jalan.
2. Memasuki desa tercinta, ternyata sama juga ….. infrastruktur jalan desa juga TIDAK ada perubahan sama sekali dan malah sudah rusak berat, aspalnya mengelupas tinggal bebatuan. Beberapa warga yang saya tanya mengeluhkan kondisi ini, mereka mengatakan, “Tak ada bedanya punya caleg tiga (Hallo Mas Gagarin, Mas Heru, dan Pak Mispandi) dan punya bupati dari partai terbesar…! Sewaktu kampanye janjinya gak ada yg ditepati.”
3. Dari diskusi dengan beberapa kawan seangkatan SMA, saya memperoleh informasi juga tentang penggunaan dana ADD (Alokasi Dana Desa) yang kurang tepat sasaran dan tidak mengarusutama pada kesejahteraan rakyat. Rerata kepala desa menggunakan dana ADD untuk memperbaiki kantor dan balai desa. Wow …. Apatah artinya punya kantor dan balai desa megah tetapi fasum terbengkelai ? Lihatlah wahai lurah jalan desamu, pasar desamu, air bersih wargamu, MCK wargamu, …. dan visi PACITAN-mu ? Selama ini aparat pemda sudahkah memfasilitasi murenbangdes-kab secara benar. Kalo ya memang sudah, apakah kantor dan balai desa memang menjadi PRIORITAS?? Variabel apakah yang menjadi dasar Prioritasi???
4. Sewaktu saya menunaikan shalat Jumat,….. saya makin ngelus dada …. Karena jemaahnya itu2saja (para orang 2tua) dan bebarapa anak kecil ….. kemanakah para remajanya ??? Saya berpikir lagi, setelah 10 tahun nanti akankah masjid ditinggal ummatnya ??? Saya makin miris dan unjal napas …… Ironinya ditengah shalat Jumat, lalu lalang motor dan senda gurau remajanya yg lewat tidak terputus …. Kondisi ini saya amati sewaktu shalat magrib dan isya’-pun sama juga, …. sepo sepi ing sepah samun …… pun lengkingan suara anak2 belajar mengajipun di sore hari tak terdengar lagi ……. Hmmmmmm …..

Setelah saya renungkan, mungkin saya terlalu berpikir idealis ….. dan itu naïf bagi orang yang tidak mengalami langsung geliat pembangunan di Pacitan. Ibarat saya ini penonton sepak bola saja …. Mung kendel alok, tapi kon main dhewe durung karuan…!!
Ya sudahlah, kenapa saya harus pusing sendiri ….. wong mikir butuh dhewe wae belum rampung. Bisa saya baru sebatas doa, semoga kedepan Pacitan dari segi infrastruktur, social, politik, keagamaan, sikap dan perilaku warganya semakin baik menuju masyarakat Madani. Amiin.